KONSEP
DIRI DALAM KEPERAWATAN
Diri
adalah tubuh kita secara utuh, dipandang dari aspek fisik maupun aspek
psikologis. Diri adalah bagian terpenting dari hidup manusia, dan yang paling
berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tetapi, diri sulit untuk didefinisikan
secara rinci dan konkrit. Apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh induvidu
tentang diri sangat mempengaruhi proses perawatan, baik secara fisik maupun
secara emosional yang akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan individu
(Potter dan Perry, 2005). Orang yang mempunyai konsep tentang diri yang rendah
akan kurang menghargai perawatan, dibanding dengan orang yang menpunyai konsep
diri yang tinggi.
Mengapa
dalam keperawatan masalah tentang konsep diri perlu di bahas? Dalam
keperawatan, proses asuhan keperawatan erat kaitannya dengan kondisi mental
pasien. Konsep diri dapat dipandang tentang sesuatu yang dipercaya oleh
individu dan diyakini individu dimana individu tersebut dapat melakukan hal
yang dipercayainya. Pandangan tentang individu terhadap dirinya akan selalu
berpengaruh terhadap pandangan individu terhadap citra tubuh individu. Konsep
diri juga meliputi rasa percaya terhadap diri individu dalam menjalani
kehidupannya mendatang. Konsep diri dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat
tinggal individu. Bagaimana lingkungan tersebut memberi respon dan apresiasi
terhadap seseorang. Sebaliknya konsep individu tentang dirinya dapat
mempengaruhi lingkungan tempat tinggal.
Konsep
diri dikembangkan melalui proses yang komplek dimana melibatkan empat variabel
tentang konsep diri yaitu identitas diri, citra tubuh seseorang, harga diri,
serta peran individu. Konsep diri selalu melekat pada diri individu dan
mempengaruhi individu akan perasaan positif atau negatif kepada diri mereka
atas dasar kritikan atau pandangan diri sendiri dan dari orang lain. Identitas
merupakan suatu bentuk eksistensi seseorang pada lingkungan yang ditempati,
identitas menentukan konsep diri. Identitas memberi pilihan kepada individu
untuk menempatkan dirinya dalam berbagai posisi. Identitas juga membawa
individu untuk menentukan akankah seorang individu menjadi dirinya sendiri atau
mengadopsi karakter orang lain (Potter dan Perry, 2005).
Citra tubuh seseorang adalah
gambaran seseorang tentang fisik. Citra tubuh menggambarkan tingkat percaya
diri. Apabila seseorang menganggap bahwa dari dirinya memiliki suatu kekurangan
maka konsep diri tentang citra tubuh dari orang tersebut rendah. Sedangkan,
seseorang yang memandang fisiknya yang kurang sebagai suatu kelebihan maka
orang tersebut mempunyai konsep diri yang tinggi tentang citra tubuh. Citra
tubuh terkait dengan gambaran mental, gambaran mental ini tidak harus sesuai
dengan aktual fisik seseorang (Potter dan Perry, 2005).
Citra tubuh merupakan indikator
kesejatian pasien dalam konsep diri. Adanya perubahan fisik individu atau
pasien setelah dirawat atau dioperasi membutuhkan peran perawat untuk membantu
mengembalikan kepercayaan diri pasien dan mendukung pasien untuk tetap semangat
menjalani proses penyembuhan. Usaha ini terkait dengan cara untuk memperbaiki
konsep diri pasien tentang citra tubuhnya. Kemampuan perawat untuk meyakinkan
pasien bahwa suatu perubahan akan dapat diatasi juga mempengaruhi konsep diri
pasien.
Harga diri seseorang bergantung pada
kasih sayang yang diberikan kepada seseorang, serta penerimaan lingkungan
terhadap individu. Harga diri juga berkaitan dengan penerimaan sikap diri
terhadap apa yang seharusnya dilaksanakan. Indikator harga diri tinggi adalah
dimana seorang individu merasa bahwa dirinya layak berada dan diterima dalam
lingkungan dan patut untuk dihargai oleh lingkungannya. Sedangkan, indikator
harga diri rendah adalah seseorang merasa tidak layak mendapat penghargaan atau
penerimaan dari lingkungan sekitarnya, dan memiliki respek yang rendah terhadap
dirinya maupun lingkungannya.
Peran adalah aktifitas yang
dilakukan seseorang dalam mengisi kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya.
Peran mencakup kebiasaan berperilaku seseorang dalam lingkungan, komunitas,
serta budaya. Peran telah melekat sejak individu lahir hingga mencapai akhir
hayatnya. Partisipasi seseorang sesuai peran akan mendorong individu untuk
menghargai konsep diri tentang pribadi serta orang lain.
Peran setiap tahapan kehidupan
selalu berbeda. Masa bayi seorang manusia memiliki peran sebagai seorang anak
dengan hak dan kewajiban tertentu hingga masa kanak-kanak. Masa remaja individu
mulai bertanggung jawab atas kegiatannya, belajar menuju tahap dewasa. Dalam
tahap dewasa seseorang akan mengalami peran yang lebih komplek di lingkungan
masyarakat, masalah yang dihadapi juga akan semakin komplek. Dalam tahap ini
individu biasanya telah menentukan jati ditinya. Tahap selanjutnya adalah usia
lanjut, seorang nenek atau kakek dengan usia lanjut tentu akan berbeda perannya
dalam lingkungan, mereka akan cenderung bergantung pada lingkungan dan orang
sekitar.
Respon
seseorang terhadap perubahan atas dirinya menurut teori Roy bergantung pada
tingkat stimulus dan adaptasi seseorang yang ditentukan oleh komponen masukan,
kontrol dan keluaran. Komponen masukan terdiri atas stimulus fokal yaitu respon
individu terhadap stimulus internal dari dalam tubuhnya, seperti perubahan
kondisi mental, konsep diri, pandangan tentang peran individu, stimulus fokal
dapat diukur dan dilaporkan secara subjektif. Stimulus residual yaitu
karakteristik tambahan terhadap situasi akan tetapi sulit untuk di observasi.
Contohnya adalah keyakinan individu yang berkembang sejalan dengan pengalaman
individu yang pernah dialami. Kemudian stimulus kontekstual yaitu semua
stimulus yang diterima oleh individu baik itu dari internal ataupun eksternal,
contohnya karakteristik individu, lingkungan, teman, serta keluarga (Asmadi,
2008).
Konsep
diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan
pada hal berikut yaitu Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang hal tersebut
mempengaruhi persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri,
hubungan dengan diri dan orang lain, struktur kepribadian yaitu kemampuan untuk
menganalisa kondisi psikologi diri, presepsi terhadap stimulus yang mempunyai
dampak pada diri, Pengalaman baru atau sebelumnya pernah terjadi, perasaan yang
dirasakan saat ini tentang fisik, emosional dan sosial diri serta harapan tentang diri (Potter dan Perry, 2005;
Hall
dan Lindzey, 2010).
Dalam
konsep diri, ada beberapa stresor yang mempengaruhi konsep diri. Stresor adalah
suatu pengaruh atau tekanan yang memberi dampak pada aktifitas. Stresor konsep
diri adalah bagaimana seseorang tersebut berespon pada perubahan yang terjadi
pada dirinya. Stresor konsep diri adalah segala perubahan yang mengancam
identitas, citra tubuh, harga diri serta peran. Antar individu berbeda dalam
menanggapi situasi yang sama dengan tingkat stres yang berbeda hal tersebut
dipengaruhi oleh pandangan individi terhadap faktor yang mempengaruhi respon
individu (Potter dan Perry, 2005). Stres yang terlalu lama akan menurunkan
kemampuan adaptasi individu. Perawat dapat berperan dalam menurunkan tingkat
stress dengan beberapa metode yang diketahuinya.
Peran
perawat sangat besar dalam proses penyembuhan klien. Peran perawat terhadap
penerimaan kepada klien juga mempengaruhi klien dengan stressor konsep diri
untuk menerima perubahan yang dialami oleh klien. Klien yang mengalami gangguan
atau perubahan konsep diri tentu akan memandang perawat sebagai partner mereka
untuk menuju proses pengembalian kepercayaaan diri atau konsep diri. Kemudian perawat akan
membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi stresor yang datang
dan memberi pengetahuan terhadap klien tentang cara mengatasi stesor yang
datang serta cara mengatasinya.
Bagi
perawat penting untuk mengkaji serta mengklarifikasi beberapa hal yang
berkaitan dengan klien yaitu perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan
penyakit, bagaimana perawat bereaksi terhadap stres, komunikasi nonverbal klien
dengan keluarga, nilai dan harapan pribadi yang ditunjukkan oleh klien serta
melakukan pendekatan kepada klien (Potter dan Perry, 2005). Dalam proses
mengkaji konsep diri, perawat membutuhkan data yang aktual. Pengkajian
keperawatan mencakup pertimbangan berbagai hal tentang perilaku klien.
Keterkaitan
perawat dengan pasien berpengaruh pada konsep diri pasien, dalam menganalisis
berbagai permasalahan konsep diri perawat dan pasien perlu saling mengetahui
penyebab dari yang rendah. Dengan mengetahui konsep diri pasien perawat dapat
menentukan perawatan yang tepat untuk pasien sedangkan perlunya pengetahuan
tentang konsep diri oleh pasien adalah supaya pasien mengerti jati diri pasien
yang sesungguhnya. Pasien juga dapat menentukan langkah bersama perawat untuk
menangani permasalahan yang dihadapi oleh pasien bersama-sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hall,
C. S., dan Lindzey G. (2010). Psikologi
Kepribadian 2 TEORI-TEORI HOLISTIK (ORGANISMIK-FENOMENOLOGIS) (edisi ke-16). Yogyakarta: Kanisius.
Perry, A. G., dan
Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik (4th ed., Vol. I). Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar