Surf

Hasil penelusuran

Minggu, 16 Maret 2014

Cerpen

Part two
Tenggelam dalam rindu

Semalaman aku belum bisa tidur. Memandangi handphone yang tak kunjung berdering, tak ada telpon ataupun sms. Hampir tengah malam, aku masih menunggu sms dari Lino, temanku satu kelas. Kami murid baru di suatu SMA megah di kota kami. Kota Kudus. Setelah beberapa bulan kami satu kelas bersama, baru akhir-akhir ini dia menyapaku. Lino itu cowok yang lumayan supel untuk diajak berteman, lumayan ganteng dengan postur 170 sentimeter bertubuh tegap berbadan putih bersih, setidaknya itu yang aku lihat dari kacamataku. Hai, perkenalkan. Namaku Tasya. Orang yang sedang mengagumi Lino. Yah memang aku akui, aku menaruh simpatik dengan Lino, walau kami baru beberapa hari ini kami saling kenal.

Pagi tadi Lino berkata kepadaku, dia ingin menanyakan sesuatu hal lewat sms. Dan setelah bicara kepadaku Lino pergi begitu saja membawa tasnya, dan segera belari ke arah gerbang SMA. Itulah alasan mengapa aku masih terbangun hingga selarut malam ini, menunggu sms dari Lino, yang tidak jelas masalah apa yang ingin dia tanyakan. Hampir satu jam mendekati tengah malam, aku masih berkutat dengan PR dari guru fisika. Hanya lima soal, tetapi aku sudah mulai mengerjakannya  setelah pulang sekolah sore tadi, sampai sekarang satupun soal belum ada yang dapat aku selesaikan. Di buku PR ku aku hanya menuliskan formula diketahui dan ditanya. Ya, memang aku payah dalam pelajaran fisika. Hampir seluruh tempat tidurku penuh dengan buku fisika. Membuatku tergusur dari tempat tidur. Setengah badanku melayang dan kakiku mendarat diatas lantai tempat tidurku.

Aku hampir lupa kalau aku telah berjam-jam menunggu sms dari Lino. Badanku mulai terasa pegal. Tetes mata anti ngantuk sudah tidak mempan lagi. Pikiranku mulai suntuk. Perutku berbunyi keroncongan, gegara aku melewatkan makan malam untuk PR fisika. Aku merapikan buku yang berserakan di tempat tidur, kemudian ku sudutkan disisi meja belajarku. Handphone ku silent, karena bunyinya sangat tidak enak untuk di dengar. Handphone ini bukan sejenis android jaman sekarang. Maih pakai tuts , dan layar mini. Aku beranjak dari tempat tidur, berjalan kedapur, menjamah kulkas untuk mencari makanan dan minuman yang tersisa dari makan malam tadi. Ternyata tidak ada satupun makanan yang tersisa, hanya segelas susu coklat dingin diantara rak yang tersusun. Aku membawa gelas itu ke kamar. Meletakkan es susu coklat di sudut meja belajarku.

Aku teringat, aku sedang menunggu sms diantah berantah dari Lino. Tapi aku lupa dimana aku menaruh handphone. Sesaat aku sibuk mengangkat bantal dan  kemudian buku yang tadi aku sudutkan dibawah meja belajar. Terdengar suara getar. Aku familiar dengan suara itu, dering handphoneku yang tersilent. Kemudian aku mencari di dalam tas di atas rak buku, dan kutemukan handphoneku. tiga missed call dari Lino dan lima sms yang betuliskan di layar handphone ku, "Tasya td gurunya masuk kelas nggak, soalnya males bgt ikut fisika. jd aku kabur. hehehe. Ada tugas?" Seketika berubah ekspresiku
"Sh**" didalam pikiranku aku memaki Lino.
Semalam ini aku nunggu sms, dan what the hell, aku lebih berharap kalau dia sms nanyain kabar atau yang lainnya. Tapi aku tetap balas sms dari Lino.
"ada tugas, nggak ada guru."
Lalu aku beranjak ke tempat tidur, dengan sedikit kesal. Aku tertidur.

***

Bersambung

Tidak ada komentar :

Posting Komentar