Surf

Hasil penelusuran

Rabu, 27 November 2013

KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN



KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN
Diri adalah tubuh kita secara utuh, dipandang dari aspek fisik maupun aspek psikologis. Diri adalah bagian terpenting dari hidup manusia, dan yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tetapi, diri sulit untuk didefinisikan secara rinci dan konkrit. Apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh induvidu tentang diri sangat mempengaruhi proses perawatan, baik secara fisik maupun secara emosional yang akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan individu (Potter dan Perry, 2005). Orang yang mempunyai konsep tentang diri yang rendah akan kurang menghargai perawatan, dibanding dengan orang yang menpunyai konsep diri yang tinggi.
Mengapa dalam keperawatan masalah tentang konsep diri perlu di bahas? Dalam keperawatan, proses asuhan keperawatan erat kaitannya dengan kondisi mental pasien. Konsep diri dapat dipandang tentang sesuatu yang dipercaya oleh individu dan diyakini individu dimana individu tersebut dapat melakukan hal yang dipercayainya. Pandangan tentang individu terhadap dirinya akan selalu berpengaruh terhadap pandangan individu terhadap citra tubuh individu. Konsep diri juga meliputi rasa percaya terhadap diri individu dalam menjalani kehidupannya mendatang. Konsep diri dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat tinggal individu. Bagaimana lingkungan tersebut memberi respon dan apresiasi terhadap seseorang. Sebaliknya konsep individu tentang dirinya dapat mempengaruhi lingkungan tempat tinggal.
Konsep diri dikembangkan melalui proses yang komplek dimana melibatkan empat variabel tentang konsep diri yaitu identitas diri, citra tubuh seseorang, harga diri, serta peran individu. Konsep diri selalu melekat pada diri individu dan mempengaruhi individu akan perasaan positif atau negatif kepada diri mereka atas dasar kritikan atau pandangan diri sendiri dan dari orang lain. Identitas merupakan suatu bentuk eksistensi seseorang pada lingkungan yang ditempati, identitas menentukan konsep diri. Identitas memberi pilihan kepada individu untuk menempatkan dirinya dalam berbagai posisi. Identitas juga membawa individu untuk menentukan akankah seorang individu menjadi dirinya sendiri atau mengadopsi karakter orang lain (Potter dan Perry, 2005).
            Citra tubuh seseorang adalah gambaran seseorang tentang fisik. Citra tubuh menggambarkan tingkat percaya diri. Apabila seseorang menganggap bahwa dari dirinya memiliki suatu kekurangan maka konsep diri tentang citra tubuh dari orang tersebut rendah. Sedangkan, seseorang yang memandang fisiknya yang kurang sebagai suatu kelebihan maka orang tersebut mempunyai konsep diri yang tinggi tentang citra tubuh. Citra tubuh terkait dengan gambaran mental, gambaran mental ini tidak harus sesuai dengan aktual fisik seseorang (Potter dan Perry, 2005).
            Citra tubuh merupakan indikator kesejatian pasien dalam konsep diri. Adanya perubahan fisik individu atau pasien setelah dirawat atau dioperasi membutuhkan peran perawat untuk membantu mengembalikan kepercayaan diri pasien dan mendukung pasien untuk tetap semangat menjalani proses penyembuhan. Usaha ini terkait dengan cara untuk memperbaiki konsep diri pasien tentang citra tubuhnya. Kemampuan perawat untuk meyakinkan pasien bahwa suatu perubahan akan dapat diatasi juga mempengaruhi konsep diri pasien.
            Harga diri seseorang bergantung pada kasih sayang yang diberikan kepada seseorang, serta penerimaan lingkungan terhadap individu. Harga diri juga berkaitan dengan penerimaan sikap diri terhadap apa yang seharusnya dilaksanakan. Indikator harga diri tinggi adalah dimana seorang individu merasa bahwa dirinya layak berada dan diterima dalam lingkungan dan patut untuk dihargai oleh lingkungannya. Sedangkan, indikator harga diri rendah adalah seseorang merasa tidak layak mendapat penghargaan atau penerimaan dari lingkungan sekitarnya, dan memiliki respek yang rendah terhadap dirinya maupun lingkungannya.
            Peran adalah aktifitas yang dilakukan seseorang dalam mengisi kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya. Peran mencakup kebiasaan berperilaku seseorang dalam lingkungan, komunitas, serta budaya. Peran telah melekat sejak individu lahir hingga mencapai akhir hayatnya. Partisipasi seseorang sesuai peran akan mendorong individu untuk menghargai konsep diri tentang pribadi serta orang lain.
            Peran setiap tahapan kehidupan selalu berbeda. Masa bayi seorang manusia memiliki peran sebagai seorang anak dengan hak dan kewajiban tertentu hingga masa kanak-kanak. Masa remaja individu mulai bertanggung jawab atas kegiatannya, belajar menuju tahap dewasa. Dalam tahap dewasa seseorang akan mengalami peran yang lebih komplek di lingkungan masyarakat, masalah yang dihadapi juga akan semakin komplek. Dalam tahap ini individu biasanya telah menentukan jati ditinya. Tahap selanjutnya adalah usia lanjut, seorang nenek atau kakek dengan usia lanjut tentu akan berbeda perannya dalam lingkungan, mereka akan cenderung bergantung pada lingkungan dan orang sekitar.
Respon seseorang terhadap perubahan atas dirinya menurut teori Roy bergantung pada tingkat stimulus dan adaptasi seseorang yang ditentukan oleh komponen masukan, kontrol dan keluaran. Komponen masukan terdiri atas stimulus fokal yaitu respon individu terhadap stimulus internal dari dalam tubuhnya, seperti perubahan kondisi mental, konsep diri, pandangan tentang peran individu, stimulus fokal dapat diukur dan dilaporkan secara subjektif. Stimulus residual yaitu karakteristik tambahan terhadap situasi akan tetapi sulit untuk di observasi. Contohnya adalah keyakinan individu yang berkembang sejalan dengan pengalaman individu yang pernah dialami. Kemudian stimulus kontekstual yaitu semua stimulus yang diterima oleh individu baik itu dari internal ataupun eksternal, contohnya karakteristik individu, lingkungan, teman, serta keluarga (Asmadi, 2008).
Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan pada hal berikut yaitu Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang hal tersebut mempengaruhi persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri, hubungan dengan diri dan orang lain, struktur kepribadian yaitu kemampuan untuk menganalisa kondisi psikologi diri, presepsi terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri, Pengalaman baru atau sebelumnya pernah terjadi, perasaan yang dirasakan saat ini tentang fisik, emosional dan sosial diri serta  harapan tentang diri (Potter dan Perry, 2005;   Hall  dan Lindzey, 2010).
Dalam konsep diri, ada beberapa stresor yang mempengaruhi konsep diri. Stresor adalah suatu pengaruh atau tekanan yang memberi dampak pada aktifitas. Stresor konsep diri adalah bagaimana seseorang tersebut berespon pada perubahan yang terjadi pada dirinya. Stresor konsep diri adalah segala perubahan yang mengancam identitas, citra tubuh, harga diri serta peran. Antar individu berbeda dalam menanggapi situasi yang sama dengan tingkat stres yang berbeda hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan individi terhadap faktor yang mempengaruhi respon individu (Potter dan Perry, 2005). Stres yang terlalu lama akan menurunkan kemampuan adaptasi individu. Perawat dapat berperan dalam menurunkan tingkat stress dengan beberapa metode yang diketahuinya.
Peran perawat sangat besar dalam proses penyembuhan klien. Peran perawat terhadap penerimaan kepada klien juga mempengaruhi klien dengan stressor konsep diri untuk menerima perubahan yang dialami oleh klien. Klien yang mengalami gangguan atau perubahan konsep diri tentu akan memandang perawat sebagai partner mereka untuk menuju proses pengembalian kepercayaaan diri  atau konsep diri. Kemudian perawat akan membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi stresor yang datang dan memberi pengetahuan terhadap klien tentang cara mengatasi stesor yang datang serta cara mengatasinya.
Bagi perawat penting untuk mengkaji serta mengklarifikasi beberapa hal yang berkaitan dengan klien yaitu perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit, bagaimana perawat bereaksi terhadap stres, komunikasi nonverbal klien dengan keluarga, nilai dan harapan pribadi yang ditunjukkan oleh klien serta melakukan pendekatan kepada klien (Potter dan Perry, 2005). Dalam proses mengkaji konsep diri, perawat membutuhkan data yang aktual. Pengkajian keperawatan mencakup pertimbangan berbagai hal tentang perilaku klien.
Keterkaitan perawat dengan pasien berpengaruh pada konsep diri pasien, dalam menganalisis berbagai permasalahan konsep diri perawat dan pasien perlu saling mengetahui penyebab dari yang rendah. Dengan mengetahui konsep diri pasien perawat dapat menentukan perawatan yang tepat untuk pasien sedangkan perlunya pengetahuan tentang konsep diri oleh pasien adalah supaya pasien mengerti jati diri pasien yang sesungguhnya. Pasien juga dapat menentukan langkah bersama perawat untuk menangani permasalahan yang dihadapi oleh pasien bersama-sama.
           










DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hall, C. S., dan Lindzey G. (2010). Psikologi Kepribadian 2 TEORI-TEORI HOLISTIK (ORGANISMIK-FENOMENOLOGIS) (edisi ke-16). Yogyakarta: Kanisius.
Perry, A. G., dan Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (4th ed., Vol. I). Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar